Selasa, 25 April 2017

Gereja GIDI Wilayah Toli Gelar KKR

 

Gereja GIDI Wilayah Toli Gelar KKR

Gereja GIDI Wilayah Toli Gelar KKR 



Tiga Orang Hamba Tuhan sedang duduk bersama Jemaat GIDI Nanggulime
Sesuai program BPH Wilayah Toli, KKR dilakukan lima tahun sekali. Kegiatan ini bertujuan memperkuat iman, pengharapan, dan kasih antar sesama.

Rabu, 28 Agustus 2016 sore, jarum jam perlahan bergerak menuju angka 15:45. Langit Tolikara tampak cerah. Belasan mama-mama Papua tanpa alas kaki berlari-lari kecil mengitari pelataran Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) Jemaat Nanggulime. Tak lama berselang muncul tiga orang Hamba Tuhan hadir di tengah mereka.
Ratusan jemaat yang telah hadir sejak siang tampak bahagia. Tidak sedikit yang meneteskan air mata. Mereka merasa disapa oleh sebuah kebaikan Tuhan yang belum pernah mereka alami sebelumnya. Hari itu sungghb merasakan bahwa Tuhan melawati mereka lewat kehadiran tiga orang Hamba Tuhan asal Kembu-Mamit yang akan menyelenggarakan Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR).
Jemaat Gereja Nanggulime merupakan satu dari 432 Jemaat GIDI yang dilayani Hamba Tuhan dalam kegiatan KKR yang diselenggarakan Gereja GIDI Wilayah Toli. Pelayanan KKR itu sendiri berlangsung selama sembilan hari dan dimulai dari Jemaat GIDI Wuragi Banggerry.
Program KKR tersebut melibatkan  432 orang Hamba Tuhan yang disebarkan di 432 Jemaat GIDI dan 22 Klasis. Sesuai agenda BPH Wilayah Toli, satu jemaat dilayani tiga hari. Pelaksanaan KKR ini mengusung tema “Ciptaan lama telah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang” berpedoman pada 2 Korintus 5: 17b.
“Sesuai program BPH Wilayah Toli, KKR dilakukan lima tahun sekali. Kegiatan ini untuk memperkuat iman, pengharapan, dan kasih antar sesama umat Nasrani yang terhimpun dalam GIDI dan juga dengan sesama umat Muslim, Hindu, dan Budha,” kata Pendeta Nebo Erelak.
Ia menyampaikan, KKR mesti dilakukan secara kontinyu. Karena kegiatan rohani ini untuk memupuk kebersamaan melalui hamba– hamba Tuhan di masing – masing jemaat, dan pelayanan tukar mimbar antar jemaat. Hal ini untuk memberikan penyegaran kepada jemaat untuk lebih giat melakulan segala firman dan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pendeta Nebo yang juga Kepala Sekolah Alkitab Maranatha Bahasa Dani di Kembu/Mamit ini menjelaskan, organisasi GIDI dibentuk dengan semangat kasih oleh orangtua Toli yang waktu itu masih dalam kondisi berkoteka. “Orangtua kami membentuk organisasi GIDI dengan dasar kasih sesuai Kisah Para Rasul, Pasal 8; 8 yakni Menjadikan semua bangsa muridku,” kata Pendeta Nebo.[Dani-Derwes Y.]

ACARA WISUDA DAN WIDAWATI KOTA STUDI SURABAYA JAWA TIMUR TAHUN 2017/2018

ACARA WISUDA DAN WIDAWATI  KOTA STUDI SURABAYA  JAWA TIMUR  TAHUN  2017/2018 UNIVERSITAS Dr,SOETOMO  UNITOMO  SURABAYA IKATAN KE...